Senin, Februari 18, 2008

Tumor di Payudara Kiriku

Tidak terasa sudah satu tahun lebih aku menghadapi kanker yang pernah bersarang di payudara kiriku.Ternyata aku tidak mengambil keputusan yang salah dan gegabah pada saat itu…

Januari 2005
Cobaan yang kuhadapi di awal tahun ini sangat berat dan membuatku begitu stress, tanpa kusadari aku begitu cepat menyapih Yasmin –anak kedua. Yasmin sudah tidak mau minum ASI bersamaan dengan ASI ku sudah tidak bisa produksi lagi.

Kemudian terasa benjolan kecil di payudara kiri, aku ingin check up tapi karena cobaan ini aku merasa sangat lelah hati dan perasaaanku sehingga aku tidak bisa berpikir dan melangkahkan kahidupan sebagaimana mestinya. Rasanya aku membutuhkan tongkat untuk menuntunku berjalan….

Juli 2005
Alhamdulillah, seperti keinginan Suami, aku bisa hamil lagi untuk anak ke tiga. Kehamilan yang kudapatkan tanpa melalui proses keguguran seperti kehamilan kakak-kakaknya.

September 2005
Benjolan itu terasa membesar seiring dengan bertambah usianya kehamilan, tapi aku hanya bisa menuruti kata dokter kandunganku-Dktr Kalimas, untuk bersabar hingga melahirkan.

11 April 2006
Pagi yang indah di RS Evasari – Jakarta aku melahirkan bayi perempuan yang tidak kalah cantiknya dengan kakaknya, Yumna Maulidya, dengan operasi caesar karena memang aku punya panggul yang sempit untuk melahirkan secara normal.

Pertengahan September 2006
Aku tidak terkejut ketika hasil medical check up bahwa benjolan di payudara kiriku adalah sejenis tumor yang mungkin bisa ganas. Aku sudah siap dengan kemungkinan terburuk sekalipun.

Saat berkonsultasi dengan dokter bedah, Dktr Budi Gultom, di RS Jakarta aku tidak mau dibiopsi, aku lebih siap untuk dioperasi angkat tumor dan silakan dokter periksa tumor ku diluar saja. Dokter cukup kaget dengan keputusanku, secara teori aku percaya biopsi tapi tidak pada tumorku ini mungkin biopsi cocok untuk tumornya orang lain.

Akhirnya dokter menyetujui keinginanku untuk operasi angkat tumor di hari Jum’at sehingga aku tidak perlu ambil cuti dan Senin bisa masuk kantor seperti biasa. Suamiku yang penuh perhatian dan baik hati mendukung keputusanku.

Jum’at, 29 September 2006
Aku siap menjalani operasi angkat tumor didampingi Mama , Papa dan Suami. Aku memang minta mertua tidak hadir karena aku tidak ingin merepotkan beliau.

Alhamulillah, operasi berjalan lancar walo sempat tertunda selama 3 jam karena menunggu operasi pertama yang belum selesai. Dokter Budi tampak bahagia dengan hasil operasinya karena ia tidak menduga betapa besar tumor ku yang telah berhasil diangkat. Tumor itu tampak putih dan mulus, tidak terlihat ada akar-akar sel di sekitarnya. Subhanallah.....

Mama tampak begitu perhatian merawatku setelah operasi, Papa tampak begitu terharu melihat kondisiku dan Suamiku tampak bahagia dengan keadaanku yang menjadi lebih baik.

Sabtu, 30 September 2006
Sesuai dengan kesepakatan aku boleh pulang ketika dokter melihat kondisi tubuhku sudah pulih seperti biasa. Aku bahagia bisa cepat pulang dan bertemu dengan anak-anakku tercinta. Terima kasih dokter...

Dua minggu setelah operasi, dokter Budi Gultom menyatakan sesuai dengan hasil Laboratorium Patologi bahwa tumorku termasuk tumor ganas stadium IV, kemudian merekomendasikan ke dokter Ashdi - dokter bedah senior nya.

Pada dokter Ashdi yang menyarankan untuk kemotherapi dan operasi angkat payudara, aku minta waktu dua tahun untuk melihat perkembangan sel kanker di tubuhku yang sebenarnya. Aku tidak mau kemo dan operasi angkat payudara...aku ingin melihat dulu minimal 2 tahun kedepan.

11 Januari 2008
Alhamdulillahirabil’ alamin, setelah medical check up yang kedua (sebelumnya Juli 2007) hasilnya cukup bagus...tidak ada perkembangan sel kanker di bekas tumor di payudara kiriku.

Ini menjadi pengalaman hidup yang berharga buatku untuk berhati-hati terhadap kesehatan tubuhku, baik terhadap pola makan, kebugaran tubuh dan menjaga pikiran agar tidak stress. Aku jadi lebih pasrah dalam menjalani hidup dan lebih tawakl pada Alloh SWT bahwa segalanya sudah diatur oleh Nya.

Note :
- Satu bulan setelah operasi ada penyuluhan kanker di TK Duta Ilmu, tempat anakku sekolah. Ternyata obat temu lawak putih yang ditawarkan sangat bermanfaat buatku. Setelah aku minum 3 kali sehari selama sebulan, terasa sakit di bagian dalam payudara kiriku ternyata itu yang mematikan keaktifan sel kanker itu. Obat temu lawak itu merupakan hasil penelitian dari Laboratorium Anti kanker UGM Yogyakarta.
- Juga aku minum produk High Desert yang terbuat dari madu yang ditawarkan oleh sepupuku, Rina.

- Aku rajin minum kopi tiap pagi seperti yang aku temui di internet dari penelitian Amerika bahwa kopi bisa menekan pertumbuhan sel kanker

Tidak ada komentar: